Kemana lagi harus kucari,
Lelah sudah hati dan kaki ini.
Saat semua lelap dalam tidur,kupanjatkan doa dalam tafakur.
Dulu......
Suka dan duka selalu bersama,
Menyemai cinta beserta doa,
Tuhan................
Hamba berserah diri dalam lindunganMu
Hanya Engkau yang tahu batas penantianku.
30 Nopember 2000
Diantara kesunyian hati,
Aku berdiri pada kaki-kaki yang rapuh.
Seperti dalam untaian prahara,
Yang tak kunjung berakhir.
Bara yang kugenggam tak kuasa tuk kulepaskan.
Mengoyak dinding-dinding sanubari,
Memilu dikisi-kisi hati.
Antara batas ada dan tiada,
Aku menatap bayang mu yang tak kan mungkin kurengkuh lagi.
Awal Oktober 2011.
Panas terik matahari membakar bumiku,kekeringan dimana-mana.
Merasakan panas ini......sepertinya aku tak sanggup,
Tapi lihatlah disana!.........
Lihat mereka yang rela membakar tubuh mereka!....
Demi hidup yang harus terus dijalani.
Aku terpaku sejenak,merenung sesaat ,lalu tersadar.....
Betapa beruntungnya aku,betapa Tuhan sayang padaku.
Lihat!!!!!.....sekali lagi lihat....
Lihat mereka yang rela membakar tubuh mereka.
ini puisi untuk mamahku tercinta
BalasHapus